Minggu, 25 November 2012

Daihatsu Cerita Sahabat

Kehidupan itu tak pernah berjalan mulus. Kadang senang, kadang pula susah pun juga dirasakan. Hal itulah yang aku alami saat menjelang di tanggal 24 November lalu. Banyak hal yang harus aku tangani bahkan harus kuselesaikan hari itu juga. Terkadang aku berpikir, haruskah aku berhenti melangkah dan membuang semua satu persatu dan fokus pada satu hal. Tetapi karena sahabatku berada disampingku dan menyupportku dengan apapun yang aku lakukan. Aku pun jadi siap, walaupun saat itu aku kepusingan menghadapi semuanya dan tertekan dengan semuanya. Untuk latihan saat kontes Daihatsu kemarin, aku tidak sempat. Aku harus bekerja membantu ayahku ditoko, belajar untuk ujian international, mengurusi klien dengan pekerjaan freelanceku, maupun berusaha untuk membereskan rumah. Aku tidak tahu yang mana yang harus kupilih.

Saat-saat yang paling aku sedihkan adalah membuat performance di saat kontes Daihatsu menjadi kacau. Aku menyanyi jingle Daihatsu dengan salah lirik karena waktunya pun bertepatan dengan ujianku. Aku pusing menghadapinya. Aku ingin berusaha yang terbaik untuk sahabat-sahabatku disana, menampilkan pertunjukan yang seperti yang kami lakukan bersama. Namun apa mau dikata, ada saja rintangan yang menghadang, padahal sudah kami usahakan bersama-sama sebaik mungkin. Misalnya saja seperti, waktu yang ditentukan bertepatan dengan ujianku, jam karet saat audisi kontes berlangsung, alat instrumen nada gitar yang copot, pokoknya banyak hal yang menghadang disaat itu.

Ingin sekali aku ceritakan kepada dunia tentang sahabatku dan menyanyi bersama untuk sahabat-sahabatku tetapi aku membuat suatu kebodohan dengan kejadian saat itu. Tidak berusaha semaksimal mungkin, padahal aku ingin sekali jalan-jalan bersama mereka dengan memenangkan pertandingan dari Daihatsu. Kami selalu tidak memiliki waktu untuk bersama saat-saat ini. Kami sibuk dengan kehidupan kami masing-masing. Rasanya ingin berlibur bersama dengan mereka. Tapi kesulitan ekonomi membuat kami harus berusaha mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya.

Dengan kegagalan ini, membuatku semakin melihat kedepan bahwa kehidupan yang akan aku hadapi, justru tidak akan semudah seperti sebelumnya. Persaingan yang ketat akan terjadi suatu hari nanti ketika aku mulai terjun ke dunia luar. Aku pun sudah merelakan semuanya dan berusaha untuk menjadi yang terbaik walaupun kegagalan selalu saja bertubi-tubi kuhadapi..

Awal pertemuan dengan sahabat-sahabat merupakan kejadian yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Dimulai dari SMP, aku bertemu dengan Listiyani. Dia adalah anak yang pendiam dan bisa kubilang ia adalah seorang gadis yang super cuek. Saat SMP aku selalu di bully oleh teman-teman sekitarku. Namun, ia adalah sahabat pertama kaliku yang tidak membully ataupun mengejekku seperti teman-teman yang lain. Ia selalu menjadi teman yang menenangkanku ketikaku berada pada masalah. Ia tidak pernah bertanya sesuatu yang tidak seharusnya ditanyakan oleh orang lain seperti hal yang sebenarnya tidak penting. Ia selalu membiarkanku untuk tetap tegar dan menjadi teman yang mau mendengarkan segala ceritaku, walaupun kadang kala ia bukan orang yang peka terhadap segala situasi. Namun sekarang, ia menjadi pribadi yang ceria dan mudah bergaul dengan orang lain dan mengalami banyak perubahan yang positif.

Sahabatku satu lagi, namanya Lily. Ia adalah anak yang pintar, berpikir dewasa walaupun kadang kala manja, maybe masa pubernya muncul kali yaa hahah... bisa dibilang sifat kegokilannya adalah sensitif dan egois. (Waduh saya malah ingat kejelekkannya hehhe...). Namun, ia telah berubah banyak dan saya berikan jempol dengan sifatnya yang mau belajar untuk merubah sesuatu. Kami menjadi dekat ketika kami satu sekolah di SMA. Hmn.. awal pertemanan dengannya cukup unik. Karena saya tidak pernah menyangka sebelumnya bisa menjadi sahabatnya. Karena ia adalah anak yang aktif pada masa SMP dulu. Kami hanya bertemu sesekali pada masa SMP dan tidak terlalu sering bersosialisasi. Yang mengenalnya lebih dalam adalh Listi karena mereka sudah berteman dari masa SD sampai sekarang...WOW!! Fantastic Baby ....LOL.....

Dulunya ia adalah anak yang bisa dibilang populer dan aktif. Auranya kadang kala begitu sangat jelek. Saya pun dengan Listi sampai melakukan penyelidikan hahahha....Kalau dipikir-pikir saat itu juga, ternyata kami bertiga berjodoh untuk menjadi sahabat, karena tiap kali kehidupan kami tidak akan jauh-jauh dari kehidupan yang selalu dipertemukan bersama. Yang saya salut darinya adalah ketika ada masalah ia langsung menanyakannya dan meminta maap dan berusaha untuk menyelesaikannya.

Yang pasti saya bersyukur berteman dengan mereka. Karena dengan sifat yang berbeda-beda satu sama lain dapat membuat kita menjadi satu dan bersama. Kami menyebut diri kami adalah geng individual yang disebut "GENKI" alias GENK KIKIR hahaha jadi malu kalau dipikir-pikir...Karena kami selalu mencari hal-hal yang serba murah dan diskon. Hal itu terjadi, yang pasti karena masa-masa sulit dan terbatasnya keuangan kami masing-masing. Masa-masa suka dan duka sudah kami lalui bersama. Mulai dari pertengkaran sampai akhirnya kami dipertemukan kembali untuk menjadi satu. Yang jelas. Aku sangat senang menjadi bagian dari persahabatan mereka.

Sebenarnya ada satu sahabat lagi yang aku rasa kami melalui waktu kami bersama-sama selalu di waktu SMA. Ia anak yang baik namun tertutup. Friendly terhadap teman dan mampu bergaul. Orangnya kadang kala aku merasa dekat dengannya, kadang kala aku merasa jauh padanya. Aku mengenalnya ketika aku SMA. Namanya adalah Stella. Untuk dibilang mengenalnya, aku rasa tidak sepenuhnya. Karena ia tidak terlalu mau cerita padaku. Entahlah sebenarnya persahabatan ini adalah palsu baginya atau bagiku. Kami tidak mengenal lagi satu sama lain setelah masa-masa kuliah. Ia berubah banyak dan bisa dibilang maybe ia malu memiliki sahabat seperti diriku. Apakah karena aku kuliah malam atau teman yang tidak menyenangkan?. Kadang aku ingin menanyakannya, namun ketika aku mulai mengarah pada pertanyaan itu, ia bilang diriku yang tidak jelas. Ia berusaha untuk menyembunyikannya. Yang paling jelas adalah menghindari permasalahan itu seperti tidak ada masalah sama sekali. Ia sudah memiliki sahabatnya sendiri dan aku seperti angin lalu. Ia lebih percaya pada temannya sekarang yang menjadi musuh dalam selimut daripada aku. Entahlah, hidup akan kami jalani masing-masing dan kami tidak akan pernah tahu kedepannya akan seperti apa nanti. Yang jelas aku tetap bersyukur menjadi temannya walaupun hanya angin lalu baginya.

Sahabatku sekarang bertambah satu lagi. Namanya Veny. Ia adalah orang yang lembut dan kadang kala keras dengna pemikirannya, kalau bisa dibilang kejadian-kejadian yang ia alami pun juga bertubi-tubi, sama seperti diriku. Namun ia lebih tangguh dan maybe bisa menghadapi dan melaluinya. Ia juga bisa dibilang dewasa. Namun aku belum sepenuhnya mengenalnya, karena aku baru berteman dengannya ketika Lily dan Listi sekelas dengannya. Yang aku lihat ia adalah anak yang baik hati dan berhati mulia. Siap sedia membantu sahabatnya dengan tulus. Kadang kala aku merasa ia bisa saja dimanfaatkan oleh orang lain.  Tetapi untungnya ada Listi dan Lily yang menuntunnya.

Ternyata ada satu lagi neh, di kampus aku ada sahabat baru. Namanya Anisha. Ia adalah anak yang lucu dan bisa dibilang kami pun cocok satu sama lain dalam berbicara banyak hal. Masa-masa pertemanan pun cukup lucu. Persahabatan kami seperti persahabatan curcol alias persahabatan curhat-curhatan. Untuk masa-masa persahabatan ini masih berlanjut dan belum ku ketahui kedepannya seperti apa. Yang jelas aku happy bersahabat dengannya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar