Rabu, 05 Desember 2012

Hidup yang penuh makna part 2

Kini, aku berdiri disamping di depan komputer, merenung apa yang kulakukan dan apa yang akan aku hadapi nanti. Aku berpikir keras, dimana salahku dan apa kelemahanku, sehingga aku dapat mengubah sesuatu menjadi lebih indah dari sebelumnya, walaupun itu memerlukan waktu dan perasaan yang mendalam untuk bertekad mengubahnya semua. Kekuatan pikiran pun menguasai semua alur ceritaku untuk mengubah semuanya perlahan-lahan.

Perjalanan hidupku kali ini adalah kisah manusia yang tidak sempurna yang tidak lain adalah diriku sendiri sebagai manusia yang terlahir di dunia ini. Kisahku dimulai pada hari ini, aku libur kuliah dan aku mengenyangkan tidurku yang lelap hingga jam 12 dan terbangun jam 1 siang. Aku pun memulai hari0hariku dengan mencuci baju, bekerja untuk pacar kakakku dalam mempromosikan produk yang ditawarkan. Hingga akhirnya sore hari. Aku merasa waktu hidupku berjalan dengan sangat cepat dan aku tidak tahu harus bagaimana lagi untuk menghentikannya. Aku pun hanya berteriak keras kenapa Tuhan tidak menghentikan waktu sejenak dan aku berusaha untuk menyelesaikan semuanya dengan baik, apakah dunia ini tidak adil padaku?

Aku pun tetap berusaha dan berusaha untuk menyelesaikan hariku pada hari. Namun tetap saja waktu tidak berhenti dan membuatku untuk menyelesaikan semua pekerjaan dengan sangat baik dan tanpa cacat. Aku ingin sekali fokus terhadap apa yang aku sukai, aku ingin sekali bertemu Tuhan dan memeluknya dan berkata, akhirnya aku berhasil. Tapi apakah aku mampu? aku saja sudah melupakan dirinya melalui aktivitas yang kulakukan sehari-hari. Hatiku sedih, kenapa semakin hari ketika aku mulai dewasa, pikiranku hanya tertuju pada kehidupanku, bukanlah Tuhan. Padahal dulu ketika aku masih anak-anak, aku masih dekat dalam pangkuan Tuhan dan sekarang aku bahkan pun tak bisa melihat bayangan Tuhan dan merasakan kehadirannya dalam hidupku. Kadang aku rasanya ingin mengakhiri hidupku karena aku merasa jauh dariNya sehingga banyak cobaan yang mendatangiku.

Entah ini cobaan ataukah perbuatan yang harus kutanggung dari kesalahanku padaNya yang meninggalkannya dan memilih yang lain. Aku merasa lelah di dunia ini. Penuh dengan manusia yang bermuka-muka dan kadang kala membuatku sakit hati atas apa yang mereka perbuat, yaitu memanfaatkan segala kebaikanku termasuk orang yang mulai kusukai. Ia pun sama dengan mereka yang berhati busuk yang membuat hatiku terluka akan perbuatan mereka. Aku merasa mereka baik hati, tapi mereka ternyata bukan orang yang baik. Haruskah aku tetap berusaha berada pada lingkup mereka, ataukah aku memutuskan untuk pergi dan lari jauh dari segala terpaan kejahatan yang akan mereka berikan padaku.

Aku hanya dapat pasrah dan merasa sedih akan segala sesuatu yang aku lakukan, apakah aku punya salah dengan mereka, sehingga mereka melakukan hal tersebut padaku. Haruskah aku membalas semua kejahatan mereka dengan tetap tersenyum. Dunia ini memang sungguh membingungkan. Aku hanya dapat menuliskan segala kesedihanku melalui hidup yang penuh makna ini. Tuhan, aku mohon bawa aku lari sekarang juga dari dunia ini. Rasa bersalah ini, bisakah Kau hilangkan sehingga sedikit kesedihan itu hilang.

Di sisi lain, walau ada kesedihan dibalik itu semua, ternyata ada kebaikan juga. Walau kesedihan itu masih mengisi relung hatiku, namun kesenangan juga ada. Pada saat itu, aku menunggu angkutan merah untuk pergi ke rumah temanku. Tetapi semua angkutan merah penuh dan tidak ada yang bisa aku naiki untuk sampai di tempat temanku. Lalu ada seorang ibu-ibu yang menawarkan kebaikannya. Pertama kali aku pikir, ibu itu adalah orang yang ada niat yang jahat dariku, karena aku tidak mengenalnya dan ia pun tidak mengenalku, tetapi ia dengan baik hatinya menawarkan bantuan untuk mengantarku sampai tujuan. Aku pun tersentak kaget dan tetap mengikuti alurnya dan ternyata benar, ibu itu adalah orang yang baik hati. Apakah itu Tuhan yang berwujud manusia, yang mau dengan baik hatinya mengantarku sampai tujuan?? Kadang aku berpikir, di Jakarta kota metropolitan ini, sudah sangat jarang orang yang baik hati dan mulia seperti ibu tadi. Pastinya orang-orang tersebut di Jakarta kota padat ini pun kadang ada yang mencari kesempatan yang ada dibalik itu semua. Tetapi ternyata aku bersyukur bertemu dengan ibu itu. Karenanya aku bisa sampai tujuan dengan baik dan tepat waktu tanpa harus menunggu berjam-jam. Terima kasih Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar